Demis Rizky Gosta
Laju arus modal masuk ke Indonesia meningkatkan risiko penarikan modal tiba-tiba (sudden reversal) dari perekonomian Tanah Air.
Nigel Chalk, Kepala Riset Emerging Asia of Barclays, mengatakan arus modal masuk yang tinggi dalam beberapa tahun terakhir menumbuhkan ketergantungan Indonesia atas investor luar negeri.
“Indonesia, seperti negara berkembang lain, jadi lebih terekspos terhadap capital flight,” katanya dalam International Investment Forum hari ini (Senin 17/9/2012).
Namun, Chalk mengatakan kerentanan pada capital flight bisa diantisipasi jika pemerintah dan bank sentral menjaga fleksibilitas nilai tukar dan memiliki cadangan devisa yang cukup.
Editor Regional Oxford Business Group Paulius Kuncinas mengatakan investor global saat ini sedang memperhatikan bagaimana pemerintah Indonesia menyikapi lonjakan investasi langsung dan portfolio yang masuk ke Indonesia.
“Wajar jika inflasi yang masuk tiba-tiba mendorong pemerintah Indonesia untuk mencari posisi tawar lebih baik. Tapi beberapa kebijakan, termasuk nasionalisasi sumber daya alam, dilihat investor global sebagai ketidakpastian regulasi,” katanya.
Direktur Bank Dunia untuk Indonesia Stefan Koeberle mengatakan pemerintah harus bisa mempertahankan kejelasan (clarity), konsistensi (consistency) dan koordinasi (coordination) kebijakan.
“Ini harus diteruskan di Indonesia kalau tidak investor bisa gugup. Pemerintah ahrus bisa menjelaskan kebijakan, mempunya konsistensi kebijakan dan setiap kementerian memiliki arah kebijakan yang sama,” katanya.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Bambang Brodjonegoro mengatakan fokus pemerintah untuk mengantisipasisuddern reversal adalah memberikan sinyal bahwa ekonomi Indonesia masih jauh dari overheating.
Permasalahan Indonesia, paparnya, adalah perkembangan industri yang terlambat mengikuti lonjakan permintaan domestik.
“Kalau ekonomi overheating sudah dekat dengan potensial. Di Indonesia yang terjadi sisi supply terlambat mengikuti demand. Masih ada ruang untuk tumbuh,” jelas Bambang.
No comments:
Post a Comment